<$BlogRSDURL$>

Jakarta environmental activities blog

Friday, May 28, 2004

taman bendi



Taman bendi sebelumnya adalah tanah luas yang dimiliki pemda ditengah - tengah pemukinan padat penduduk yang mayoritas kalangan menengah kebawah. Ide ntuk membuat taman bermula dari keprihatinan karena anak - anak tidak mempunyai tempat bermain dan bersosialisasi yang layak. Penduduk sekitar didatangi satu demi satu, dan diketuk rumahnya dan kepeduliannya. Ada yang setuju, ada yang tidak setuju. Tanah pun di tanami oleh GE Volunteer bekerja sama dengan pemda dengan ibu Tuti sebagai project officernya.

Ini taman bendi sebelum
Ibu Tuti sebal sekali tiap kali menanam pohon disana dicabut oleh anak anak untuk main bola (livin lavida loca he he he). .



Lalu GE datang dan mengajukan ide untuk membuat taman yang baik.
  • Jogging track
  • Sepak bola mini
  • Taman bermain anak


  • Ide yang sederhana, karena di pikir - pikir niat baik juga tanpa memikirkan kebutuhan pemakainya juga akan sia- sia.


    Contohnya untuk lapangan bola mini, beberapa pohon di tebang. Di ganti sih oleh pohon pelindung lain, tetapi di tanam di tempat pohon - pohon, jadi tidak lantas dicabut oleh anak - anak (atau orang dewasa) yang ingin main sepak bola..


    Langkah dua : Jogging track

    Tanah mulai diratakan dan di con block.
    Ibu Tuti bercerita GE Elfun ikut menconblock juga loh!
    Jadi anak anak SD yang lewat taman saat pulang sekolah, melihat bule - bule meng-con block taman dimana mereka bermain bola tertarik dan ikut membantu.. seru ya, tapi yah inilah yang dinamakan active community.

    Tanah ditinggikan dan rumput ditanam. Untuk merapikan taman menjadi baik,itu tidak murah juga loh ternyata.


    Langkah tiga : taman bermain
    Ingat taman bermain dan tempat bersosialisasi yang layak?

    Setelah taman jadi, perawatan dan penggunaan taman tidak semudah yang diperkirakan. Secara periodik ibu Tuti mengontrol. Ketika taman condong menjadi tempat pacaran pembantu, kecenderungan taman menjadi tempat mesum dipatahkan dengan memotong dahan - dahan sehingga pohon - pohon menjadi tinggi, sehingga tidak ada tempat sembunyi-sembunyi lagi. Kegiatan di dalam taman pun menjadi transparan.
    Lalu ada group pemakai obat terlarang setelah malam, tetapi penerangan sebagai solusi ada di tangan PLN, bukan pada dinas perkebunan.

    Toh perjuangan GE, Ibu Tuti dan pohon - pohonnya akhirnya berbuah. Pada pagi hari taman menjadi tempat olah raga senam pagi, tempat lari lari balita dan lapangan bermain anak -anak. Semula tanah kosong terlantar, kini dengan pohon - pohon dan tanaman, perubahan terasa.
    Terimakasih pada komunitas sekitar yang juga menjaga.

    Ingin tau bagaimana jadinya?

    Comments: Post a Comment

    This page is powered by Blogger. Isn't yours?